Selasa, 28 September 2010

Rumah si Tukang Kayu

Seorang tukang kayu yang sudah tua berencana untuk pensiun. Ia mengatakan kepada majikannya tentang rencana pensiunnya sebagai tukang kayu. Ia ingin menikmati masa tuanya bersama istrinya.
            Ia sangat ingin pensiun dan itu artinya ia akan kehilangan gajinya. Majikannya merasa sangat berat hati atas rencana pensiun tukang kayunya itu, dan ia meminta tukang kayunya untuk membangun satu rumah lagi untuk kenangan pribadi. Si tukang kayu mengiyakan, tetapi ia mengerjakannya dengan setengah hati. Ia bekerja dengan asal – asalan dan menggunakan bahan – bahan dengan kualitas rendah. Ini merupakan cara yang patut disayangkan pada akhir kariernya.
            Ketika si tukang kayu menyelesaikan pekerjaannya, majikannya datang untuk melihat rumah tersebut. Majikannya menyerahkan kunci rumah kepada si tukang kayu dan berkata, “ini adalah rumahmu, hadiah dariku untukmu.”
            Dia sangat terkejut dan malu. Jika ia mengetahui bahwa bangunan ini akan dihadiahkan kepadanya, ia akan mengerjakannya dengan cara berbeda. Sekarang ia harus tinggal dalam rumah yang di bangunnya dengan buruk dan asal – asalan.

Demikian juga dengan kita, jika kita membangun hidup kita dengan asal – asalan, memberi reaksi dan bukannya berbuat aksi, menaruh yang kurang baik dan bukan yang terbaik. Pada poin – poin penting, kita tidak mengerjakan dengan segenap kemampuan kita. Kita melihat situasi yang kita buat sendiri dengan terkejut, dan baru menyadari bahwa saat ini kita tinggal dalam rumah yang kita buat sendiri. Jika kita menyadari dari awal, kita dapat mengerjakannya dengan cara yang berbeda.
            Pikirkan bahwa dirimu adalah si tukang kayu. Pikirkan rumahmu. Setiap hari kau memalu paku, menempatkan papan atau membuat dinding. Bangunlah dengan bijaksana. Hal ini adalah hidup satu – satunya yang pernah kau buat. Sekalipun hidupmu tinggal satu hari lagi, hari tersebut harus menjadi hari di mana kau hidup dengan terhormat. Tanda di dinding berkata, “Hidup adalah mengerjakan sendiri proyekmu.” Hidupmu di hari esok merupakan hasil dari sikap dan pilihan yang kau buat hari ini.

1 komentar: