Minggu, 26 September 2010

Jendela Kehidupan

Di sebuah kamar di sebuah RS, terdapat dua orang pria paruh baya yang menjadi pasien disana. Mereka adalah Roy dan David. Kedua pria tersebut telah berada di rumah sakit dalam waktu yang cukup lama.

Roy mendapatkan ranjang yang letaknya dekat dengan pintu kamar mereka, sementara ranjang untuk David berada di samping jendela. Sekali sewaktu dalam seharinya, demi mengusir kejenuhan, David mencoba bangun dari ranjangnya dan memandang keluar jendela. Diceritakannya kepada Roy, bagaimana ia dapat melihat angsa – angsa yang berenang di danau kecil di dekat rumah sakit, atau burung – burung yang berkejaran di langit biru. Bunga berbagai warna yang bermekaran di sisi gedung, dan sekali – kali David bahkan menceritakan tentang parade yang dilihatnya dijalanan.

Roy yang meskipun tak dapat melihat semua itu, namun seperti yang dituturkan oleh David. Hari – hari berlalu, David terus menceritakan berbagai pemandangan yang dilihatnya di luar jendela. Perlahan timbul rasa iri dalam diri Roy, ia merasa ini semua tak adil. Mengapa hanya David yang dapat melihat semua pemandangan itu? Roy berpikir, ia akan rela melakukan apa saja demi dapat melihat pemandangan di luar jendela yang telah lama tak dapat ia saksikan tersebut.

Pada suatu malam Roy yang tak dapat memejamkan matanya terus memandang kea rah jendela. Lalu ia pun kemudian mendengar suara bergumam pelan, dan Roy mengalihkan perhatiannyha ke ranjang teman sekamarnya. Dilihatnya tubuh David berkejang – kejang sembari tangannya memegang jantungnya yang terasa sakit. Roy bias saja memencet tombol di sisi ranjangnya untuk memanggil perawat demi memberikan pertolongan pada David, namun ia tak melakukannya.

Pagi harinya, perawat menemukan tubuh David yang terbujur kaku di ranjangnya. Dokter pun menyatakan dia telah meninggal dunia. Mendengar berita itu, Roy lalu bertanya kepada perawat apakah ia diperbolehkan untuk pindah ke ranjang di dekat jendela tersebut. Perawat pun menyetujuinya. Sesaat setelah perawat membantu memindahkannya ke ranjang tempat David berbaring sebelumnya, Roy pun segera mengalihkan pandangannya mencoba melihat pemandangan di luar jendela yang telah lama sekali ia impikan dan hanya bisa ia dengarkan dari cerita – cerita David.

Namun, Roy hanya bisa tertegun ketika mendapati dirinya tengah memandangi tembok besar, satu – satunya pemandangan yang bisa ia lihat melalui jendela tersebut.

Pesan Cerita :

Dua orang melihat hal yang berbeda dari satu hal yang sama. Dan, itulah yang membedakan pecundang dengan pemenang, membedakan kebahagiaan dengan penderitaan. Pemenang melihat gunung, sementara pecundang hanya melihat gundukan tanah. Pemenang selalu melihat solusi dalam setiap masalah, melihat kesempatan dalam setiap rintangan, melihat hikmah dalam setiap peristiwa, dan menemukan penghiburan dalam penderitaan.

Sebaliknya, pecundang hanya akan melihat bencana dalam setiap masalah, melihat kegagalan dalam setiap rintangan, melihat kerugian dalam berbagai peristiwa, dan hanya menemukan penderitaan di dalam penderitaan. David adalah pemenang dalam cerita tersebut karena sudut pandangnya membuatnya melihat apa yang tidak bisa dilihat mata, dan menemukan kebahagiaan dari sesuatu yang tidak bisa dipahami akal.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar