Presiden Rusia Dmitry Medvedev
Presiden Rusia Dmitry Medvedev,mengatakan, hubungan Sino-Rusia telah mencapai "titik tertinggi" saat ia melakukan kunjungan kenegaraan ke China dan tur ke World Expo di Shanghai.
Medvedev tiba di pusat keuangan China itu dari Beijing, di mana ia bertemu dengan Presiden Hu Jintao dan pemimpin lainnya untuk pembicaraan yang berfokus pada kerjasama energi antara Rusia dan China. Kedua belah pihak - yang bermusuhan selama Perang Dingin - merayakan selesainya jaringan pipa minyak yang sudah lama ditunggu-tunggu yang melintasi perbatasan dan menghubungkan Rusia, produsen minyak terbesar dunia, dengan China, konsumen energi terbesar.
"Hubungan Rusia dan China berada pada titik tertingginya sekarang ini. Kami benar-benar mitra strategis," kata Medvedev pada acara peluncuran Rusia Day di Expo itu, sebuah pameran budaya dan teknologi dunia yang mulai pada 1 Mei lalu. "Kenyataan (bahwa saya) mengunjungi pameran ini adalah demonstrasi lain dari persahabatan antara Rusia dan China," katanya, seraya menambahkan bahwa acara tersebut menunjukkan, kedua negara serius mendorong modernisasi ekonomi.
"Inovasi merupakan pilihan untuk negara kami," kata Medvedev. Dirnya dan Wakil Presiden China Xi Jinping, yang dianggap banyak pihak sebagai bakal pengganti Hu, datang untuk meninjau paviliun China dan Rusia di Expo itu dan mengadakan pembicaraan sebelum Medvedev kembali ke Moskowa.
Kremlin sangat ingin meniru resep Beijing dalam keberhasilan ekonomi dan modernisasi.
Senin, Menteri Luar Negeri Rusia, Sergei Lavrov, mengatakan Hu mengatakan kepada Medvedev bahwa investor China sangat antusias untuk menjadi bagian dari pembangunan pusat inovasi masa depan yang luar Moskowa, proyek kesayangan pemimpin Rusia itu. Sejauh ini, energi menyumbang bagian besar dari kerjasama Sino-Rusia. Menurut Kremlin, minyak Rusia yang dikirim ke tetangganya itu dalam 20 tahun mendatang akan bernilai 150 miliar dollar AS.
Kedua negara itu masih menyelesaikan sebuah kesepakatan yang bisa mencakup 70 miliar meter kubik gas alam Rusia dikirim ke China setiap tahun, dan telah mengumumkan rencana untuk bersama-sama membangun kilang minyak senilai lima miliar dollar di China utara.
Medvedev tiba di pusat keuangan China itu dari Beijing, di mana ia bertemu dengan Presiden Hu Jintao dan pemimpin lainnya untuk pembicaraan yang berfokus pada kerjasama energi antara Rusia dan China. Kedua belah pihak - yang bermusuhan selama Perang Dingin - merayakan selesainya jaringan pipa minyak yang sudah lama ditunggu-tunggu yang melintasi perbatasan dan menghubungkan Rusia, produsen minyak terbesar dunia, dengan China, konsumen energi terbesar.
"Hubungan Rusia dan China berada pada titik tertingginya sekarang ini. Kami benar-benar mitra strategis," kata Medvedev pada acara peluncuran Rusia Day di Expo itu, sebuah pameran budaya dan teknologi dunia yang mulai pada 1 Mei lalu. "Kenyataan (bahwa saya) mengunjungi pameran ini adalah demonstrasi lain dari persahabatan antara Rusia dan China," katanya, seraya menambahkan bahwa acara tersebut menunjukkan, kedua negara serius mendorong modernisasi ekonomi.
"Inovasi merupakan pilihan untuk negara kami," kata Medvedev. Dirnya dan Wakil Presiden China Xi Jinping, yang dianggap banyak pihak sebagai bakal pengganti Hu, datang untuk meninjau paviliun China dan Rusia di Expo itu dan mengadakan pembicaraan sebelum Medvedev kembali ke Moskowa.
Kremlin sangat ingin meniru resep Beijing dalam keberhasilan ekonomi dan modernisasi.
Senin, Menteri Luar Negeri Rusia, Sergei Lavrov, mengatakan Hu mengatakan kepada Medvedev bahwa investor China sangat antusias untuk menjadi bagian dari pembangunan pusat inovasi masa depan yang luar Moskowa, proyek kesayangan pemimpin Rusia itu. Sejauh ini, energi menyumbang bagian besar dari kerjasama Sino-Rusia. Menurut Kremlin, minyak Rusia yang dikirim ke tetangganya itu dalam 20 tahun mendatang akan bernilai 150 miliar dollar AS.
Kedua negara itu masih menyelesaikan sebuah kesepakatan yang bisa mencakup 70 miliar meter kubik gas alam Rusia dikirim ke China setiap tahun, dan telah mengumumkan rencana untuk bersama-sama membangun kilang minyak senilai lima miliar dollar di China utara.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar